Rabu, 17 Mei 2017

Planet Mars

Mars


            Mars merupakan planet terdekat ke empat dari matahari, Nama mars diambil dari nama dewa perang romawi. Mars dijuluki planet merah karena warnannya yang kemerah-merahan dari jauh yang disebabkan terdapatnya besi oksida dipermukaan mars atau biasa disebut hematite. Mars merupakan planet yang terdiri dari bebatuan dan dilapisi atmosfer yang tipis, dipermukaan terdapat kawah, lembah, gurun, gunung, dan tudung es. Diplanet mars terdapat gunung tertinggi di tata surya yaitu Olympus Mons dan lembah terbesar ditata surya yaitu Vales Marineris. Tanah mars terdiri dari magnesium, sodium, potasium, dan florida. Suhu dimars sangat rendah dan tekanan udara yang juga rendah sehingga air tidak dapat bertahan dipermukaan mars. Suhu mars dimusim dingin yaitu -5 C, dan suhu dimusim panas mencapai 21 C, dan suhu permukaanya 87 C .
            
Mars mempunyai dua buah satelit Phobos (jaraknya 3.700 yang mengelilingi mars dalam waktu 7 jam 39 menit) dan Deimos(terbit ditimur dan terbenam disebelah barat), mars berotasi 25,62 jam. Mars berevolusi 1,9 tahun dan mengorbit 687 hari dalam mengelilingi matahari. Jarak mars dari matahari 230 juta km, mars memiliki jari-jari setengah dari jari-jari bumi, inti mars yang jari jarinya 1.480 km yang terdiri dari besi dan 14-17 % sulfur, volumenya 15% dari volume bumi dan 11% dari massa bumi dan permukaanya yang lebih kecil.

Sejarah geologi Mars :



1.                     Masa Noachis       : -Permukaan planet pada masa ini dipenuhi kawah
                                             -Terbentuknya tonjolan Tharsis dataran tinggi vulkanik
   -Terjadinya banjir besar
        Masa Hesperia     : 3,5 miliyar tahun lalu adanya pembentukan dataran lava
        Masa Amazonis : 2,9 miliyar tahun lalu hingga sekarang terbentuknya Olympus mons dan aliran lava.






Sumber :          https://id.wikipedia.org/wiki/Mars

Klasifikasi ikan air tawar

Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti di sungai, saluran irigasi, persawahan, danau, dan rawa-rawa dengan salinitas kurang daru 0,05%. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.  Jenis ikan yang dapat hidup di air tawar bermacam-macam antara lain ikan gurame, ikan mujair, ikan patin, ikan mas, ikan nila dan masih banyak ikan lainnya.
Berikut adalah ikan-ikan air tawar beserta tempat tinggal dan ciri-cirinya:

1.      Ikan Lele (Claria batrachus)



Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Siluriformes
Famili              : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias gariepunus

Panjang tubuh berkisar antara 23-47 cm dan berat badan dapat mencapai 1,2 kg. Jumlah duri sirip punggung antara 60-76 buah. Jumlah duri pada sirip dubur antara 47-58 buah. Bentuk tubuh merupakan pencampuran dari compress, depress, dan taeniform. Duri pada sirip dada kasar pada tepi luar dan bergerigi pada tepi dalam. Pada lele memiliki ciri morfologi badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki 4 pasang sungut yang memanjang sebagai alat peraba dan memiliki alat pernapasan tambahan.

Persebarannya meliputi Asia. Ikan lele diperkenalkan ke beberapa negara lain, negara tersebut melaporkan dampak ekologis yang merugikan setelah diperkenalkan.

2.      Ikan Bandeng (Chanos chanos)



Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Gonorhynchiformes
Famili              : Chanidae
Genus              : Chanos
Spesies            : Chanos chanos

Bandeng adalah spesies yang memiliki mulut kecil terletak di ujung rahang (terminal) dan sirip ekor besar. Mata diliputi oleh selaput bening (subcutaneus). Tubuh berwarna keperakan dengan warna biru-hijau di bagian atas, keperakan di bagian sisi, dan putih di bagian bawah. Ikan bandeng mempunyai badan yang memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda bahwa ikan bandeng tergolong sebagai perenang cepat. Kepala ikan bandeng tidak bersisik, lubang hidung terletak di depan mata.
Habitat ikan bandeng meliputi air tawar, muara, dan perairan pantai.
3.      Ikan Patin (Pangasius nieuwenhuisii)


Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum                     : Chordata
Kelas                     : Pisces
Ordo                      : Siluriformes
Famili                    : Pangasidae
Genus                    : Pangasius
Spesies      : Pangasius nieuwenhuisii
Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Kepala ikan patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala sedikit ke bawah. Sudut mulutnya terdapat 2 pasang sungut pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi yang besar di sebelah belakangnya.
4.      Ikan Sapu-sapu (Hypostomus plecostomus)


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Siluriformes
Famili              : Loricariidae
Genus              : Hypostomus
Spesies            : Hypostomus plecostomus
Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi sisik keras kecuali bagian perutnya, bentuk kepala pipih dan melebar, memiliki mulut terletak di bagian kepala dan berbentuk cakram. Semua sirip berduri kecuali sirip ekor yang diawali dengan jar-jari keras. Sirip punggung lebar dengan 10-13 jari-jari lemah. Warna tubuh cokelat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam di seluruh tubuhnya. Ikan sapu-sapu mempunyai bentuk mulut tipe inferior, bentuk ekor berlekuk tunggal, serta ukuran mulut yang besar dan dapat digunakan sebagai alat penghisap dan menempel pada berbagai macam benda di perairan.
5.      Ikan Bawal (Colossoma macropomum)


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Cypriniformes
Famili              : Characidae
Genus              : Colossoma
Spesies            : Colossoma macropomum
Ikan bawal merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Ikan ini berasal dari Bazil yang menyebar luas ke wilayah-wilayah lainnya terutama Indonesia yang banyak membudidayakan ikan ini.

Ikan bawal memilki bentuk tubuh menyamping berbentuk bulat atau oval. Bentuk tubuh ikan ini yaitu berbentuk pipih, bulat, memiliki sisik kecil dan kepala bulat. Ikan ini memiliki warna kecokelatan hingga keabu-abuan, sedangkan bagian bawah memiliki warna keputihan.
6.      Ikan Belut (Monopterus albus)


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Synbranchieformes
Famili              : Synbranchidae
Genus              : Monopterus
Spesies            : Monopterus albus
Belut sama sekali tidak mempunyai sirip pada bagian tubuhnya, ikan ini dapat berenang dengan memanfaatkan bentuknya yang bulat dan memanjang dan juga lendir pada tubuhnya. Ikan ini mempunyai mata yang kecil dan mempunyai gigi yang runcing membentuk seperti kerucut, mempunyai bibir yang cukup lebar. Selain tidak mempunyai sirip ikan, ikan ini juga tidak mempunyai sisik. Namun walaupun tidak mempunyai sisik, ikan ini mempunyai lendir seperti ikan lele yang dapat mengurangi gesekan pada air saat ia berenang. Lendir pada tubuhnya sangat licin sehingga membuat predator kesulitan menangkapnya.


          Daerah penyebaran belut terdapat di daerah tropis yang meliputi India, Cina, Jepang, Malaysia, dan juga Indonesia. Belut bisa kita jumpai di sungai-sungai atau di rawa-rawa yang berair tawar.

Sumber : 
Rifai, Sjamsudin Adang, dkk. 1983. Biologi Perikanan 2. Jakarta : Direktorat Pendidikan
              Menengah Kejuruan.
              Saanin. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor : Binacipta Bogor.

Australopithecus afarensis (Manusia purba africa)



Spesies ini adalah salah satu nenek moyang kita yang paling terkenal karena sejumlah penemuan besar termasuk serangkaian jejak kaki fosil dan kerangka fosil.

Selama tahun 1970an, dua tim pemburu fosil mulai mengungkap bukti nenek moyang manusia purba di Afrika timur. Satu tim, yang dipimpin oleh Donald Johanson, bekerja di Hadar di Ethiopia. Tim lain yang dipimpin oleh Mary Leakey, berada di atas 1.500 kilometer jauhnya di Laetoli di Tanzania. Fosil yang ditemukan di dua lokasi itu ditemukan memiliki ciri dan umur yang sangat mirip namun fosil tersebut tidak sesuai dengan fosil spesies yang diketahui saat itu. Nama spesies baru, Australopithecus afarensis , diciptakan untuk mereka pada tahun 1978.


Spesies ini sekarang diwakili oleh beberapa ratus fosil dari Afrika timur.

Keluarga Pertama -sekelompok fosil Australopithecus afarensis ditemukan di Hadar, Ethiopia pada tahun 1975. Ini kemudian dikenal sebagai 'Keluarga Pertama' karena mengandung fosil dari sembilan orang dewasa dan empat anak. Beberapa bencana yang tidak diketahui berhasil mengatasi kelompok keluarga ini, mengubur mereka semua pada saat bersamaan. Penemuan penting ini memungkinkan ilmuwan mengumpulkan wawasan tentang biologi dan pengembangan satu spesies fosil. Ini juga memberikan bukti bahwa spesies ini hidup dalam kelompok kecil berdasarkan kemungkinan ikatan keluarga.

'Selam' atau 'bayi Lucy - kerangka tulang parsial yang ditemukan pada tahun 2000 di Dikika, Hadar, di Ethiopia. Dia tinggal 3,3 juta tahun yang lalu dan berusia sekitar 3 tahun saat dia meninggal. Tulang diawetkan yang belum pernah ditemukan pada spesies ini. Ini adalah kerangka hominin remaja paling awal yang pernah ditemukan dan harus memberikan kesempatan fantastis untuk mengungkap lebih banyak tentang spesies ini dan tentang bagaimana nenek moyang awal kita berkembang.

'Kakak Lucy', dijuluki Kadanuumuu ('orang besar' di Afar) - kerangka parsial seorang pria yang ditemukan di Afar, Ethiopia. Tulang lengan pertama kali ditemukan pada tahun 2005 dan bagian lainnya pulih selama empat tahun ke depan termasuk tulang belikat, tulang rusuk, ruas leher, panggul, tulang kaki (tibia lengkap dan tulang paha parsial) dan tulang selangka. Individu ini berdiri sekitar 1,6 meter (30% lebih besar dari Lucy) dan hidup sekitar 3,6 juta tahun yang lalu.

A.    Ciri-ciri fisik

Fosil menunjukkan spesies ini bipedal (mampu berjalan dengan dua kaki) namun tetap mempertahankan banyak fitur seperti kera termasuk adaptasi untuk memanjat pohon, otak kecil, dan rahang yang panjang.


1.   Betina tumbuh hanya setinggi lebih dari satu meter (105 - 110 sentimeter) dan jantan lebih besar tingginya sekitar 150 sentimeter.
2.      Tulang rusuk berbentuk kerucut seperti kera.
3.      Otak kecil, rata-rata sekitar 430 sentimeter kubik dan terdiri sekitar 1,3% dari berat tubuhnya.
4.      Banyak fitur kranial cukup mirip kera, termasuk dahi yang rendah dan miring, wajah yang memproyeksikan, dan alis menonjol di atas mata.
5.      Tidak seperti kebanyakan kera modern, spesies ini tidak memiliki alur yang dalam yang terbaring di belakang punggung alisnya dan sumsum tulang belakang muncul dari bagian tengah tengkorak dan bukan dari belakang.
6.      Laki-laki memiliki punggungan bertulang (puncak sagital) di atas tengkorak mereka untuk menempel otot rahang yang besar. Pada spesies ini, puncaknya sangat pendek dan terletak di bagian belakang tengkorak.
7.      Kanal telinga setengah lingkaran serupa bentuknya dengan kera Afrika dan A.africanus , menunjukkan bahwa spesies ini tidak secepat atau tangkas pada dua kaki sebagai manusia modern.
8.    Rahangnya relatif panjang dan sempit. Di rahang bawah, gigi disusun dalam barisan yang sedikit lebih lebar terpisah di bagian belakang daripada di bagian depan. Di rahang atas, penempatan hasil molar terakhir pada baris gigi yang melengkung di bagian belakang.
9.      Gigi taring itu runcing dan lebih panjang dari gigi lainnya. Ukuran taring adalah intermediate antara kera dan manusia. Seperti kera, jantan memiliki taring yang jauh lebih besar daripada betina.
1.  Pelvis seperti manusia seperti pendek dan lebar, tapi kekurangan penyempitan yang memungkinkan manusia berjalan dengan gaya berjalan.
11.  Tungkai ditampilkan seperti fitur manusia yang menunjukkan kemampuan berjalan dengan dua kaki.
12.  Soket bahu yang menghadap ke atas seperti kera, bukan ke samping seperti manusia, tapi memiliki kesamaan lain dengan tulang belikat manusia, dan masih banyak lagi.

B.     Gaya Hidup

1.      Budaya


Spesies ini mungkin menggunakan alat sederhana yang mungkin termasuk batang dan bahan tanaman tahan lama lainnya yang ditemukan di lingkungan sekitar. Batu juga bisa digunakan sebagai alat, tapi tidak ada bukti bahwa batu dibentuk atau dimodifikasi dengan cara apapun. Tampaknya mereka tinggal dalam kelompok sosial kecil yang mengandung campuran laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa. Betina jauh lebih kecil daripada laki-laki.

Pada tahun 2010, tulang fosil yang memiliki bekas luka ditemukan di Dikika di Ethiopia, berusia sekitar 3,4 juta tahun. Tulang-tulang ini menunjukkan bukti nyata alat-alat batu yang digunakan untuk mengeluarkan daging dan kemungkinan menghancurkan tulang untuk mendapatkan sumsum. Tidak ada alat yang sebenarnya ditemukan sehingga tidak diketahui apakah 'alat' itu sengaja dimodifikasi atau hanya dengan sengaja berbentuk batu.Meskipun tidak ada hominin yang ditemukan di lokasi tersebut, penemunya percaya bahwa Australopithecus afarensis bertanggung jawab atas penurunan yang terjadi karena tidak ada spesies hominin lain yang berasal dari periode ini yang ditemukan di wilayah ini.

2.      Lingkungan dan Makanan



Spesies ini menempati berbagai lingkungan. Beberapa populasi tinggal di padang rumput atau hutan yang jarang, yang lainnya tinggal di hutan yang lebih padat di samping danau. Analisis gigi, tengkorak dan bentuk tubuh mereka mengindikasikan diet yang terutama terdiri dari tanaman. Namun, tulang hewan fosil dengan bekas luka yang ditemukan di Dikika pada tahun 2010 telah dikaitkan dengan spesies ini, menunjukkan bahwa mereka mungkin memasukkan sejumlah besar daging dalam makanan mereka. Analisis mikroskopis enamel gigi mereka menunjukkan bahwa mereka kebanyakan makan buah dan daun daripada biji dan bahan tanaman keras lainnya. Sangkar tulang kerucut mereka menunjukkan bahwa perutnya besar disesuaikan dengan makanan berkualitas rendah dan tinggi. Posisi puncak sagittal ke arah belakang tengkorak menunjukkan bahwa gigi depan memproses sebagian besar makanan.


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Australopithecus_afarensis
                archaeologyinfo.com/australopithecus-afarensis